user hanya dua orang saja dan keponakanku yang baru pulang seklah dasar di warnet...sementara di luar hujan ditemani petir-petIir yang turunnya
hampir bersamaan dengan jatuhnya air hujan ke bumi. duar! Duar! bunyi
menggetarkan hati. entah rumah mana ang tersambar petir itu. tapi ini
pemandangan indah. seindah irama yang ditimbulkan alam. kebetulan di
ruang tengah atas, ada kaca yang membatasi ruangan dengan dunia luar.
sehingga ketika kilatan-kilatan itu muncul sangat jelas terlihat
pemandangan yang tak pernah dilihat.
efek pertemuan antara awan yang mengandung ion negatif dengan awan yang mengandung ion positif, menghasilkan sengatan listrik dengan daya yang luar biasa besar, ditambah suara yang menggelegar. bagaikan paparazi yang memotret kerumunan manusia dari arah yang tak diketahui. dalam qur'an disebutkan bahwa petir yang membawa ketakutan bagi manusia. namun difahami sebagai tanda zikirnya penghuni langit dalam mentaqdiskan Allah.
terpaksa aku tutup warnet untuk sementara hingga hujan reda. ku cabut semua hal yang berhubungan dengan listrik, kecuali lampu utama terpaksa kunyalakan. walaupun saat itu waktu menunjukan setengah lima sore. tapi suasananya seperti malam hari. sementara orang-orang menyengaja meneduh di depan warnet, tentunya pintu aku kunci dari dalam bersama tiga bocah ingusan itu.
di sisi lain, hujan petir ini mengingatkan aku pada cerita yang cukup lama...terkurung dalam masjid, yang dikelilingi petir ang membahana, hujan disertai taifun. ah, sudahlah itu masa lalu...tapi jika mendengar petir-petir ini berseliweran, jadi merindukan seseorang yang takut akan petir...dibawah naungan badai hujan.
....
11 oktober 2011
efek pertemuan antara awan yang mengandung ion negatif dengan awan yang mengandung ion positif, menghasilkan sengatan listrik dengan daya yang luar biasa besar, ditambah suara yang menggelegar. bagaikan paparazi yang memotret kerumunan manusia dari arah yang tak diketahui. dalam qur'an disebutkan bahwa petir yang membawa ketakutan bagi manusia. namun difahami sebagai tanda zikirnya penghuni langit dalam mentaqdiskan Allah.
terpaksa aku tutup warnet untuk sementara hingga hujan reda. ku cabut semua hal yang berhubungan dengan listrik, kecuali lampu utama terpaksa kunyalakan. walaupun saat itu waktu menunjukan setengah lima sore. tapi suasananya seperti malam hari. sementara orang-orang menyengaja meneduh di depan warnet, tentunya pintu aku kunci dari dalam bersama tiga bocah ingusan itu.
di sisi lain, hujan petir ini mengingatkan aku pada cerita yang cukup lama...terkurung dalam masjid, yang dikelilingi petir ang membahana, hujan disertai taifun. ah, sudahlah itu masa lalu...tapi jika mendengar petir-petir ini berseliweran, jadi merindukan seseorang yang takut akan petir...dibawah naungan badai hujan.
....
11 oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar