Thought

Minggu, 16 Oktober 2011

Ilusi dan Delusi

malam itu cukup capek juga, pulang kerja jam 12 malam. rutinitas yang sama, membuat terbiasa. tapi tidak kali ini beda dari sebelumnya. aku lupa ngisi perut sejak pagi kemarin...(_ _!). ga apa-apalah, yang penting pulang dulu. sapa tau ada makanan yang bisa dimakan di rumah.

lelah, ngantuk, lemes semua terkumpul dalam satu pikiran, hanya ingin makan. mau tidur belum solat...mau shalat belum makan, mau makan tapi belum mandi...ah benar-benar tidak fokus. saking lemas-nya, bahkan ke kamar mandi pun sempoyongan dan jatuh dia. sepertinya kaki sedang malas menopang tubuh, dan itu terpaksa kuseret. ah ternyata tanganku cukup kuat untuk menyeret mereka ke ruang pencucian itu. kalo dibayangin kaya latihan tentara aja yah..?


akhirnya sampai juga di kamar mandi. gimana nih sejak kututup pintu kamar mandi, apa dulu yang mesti didahulukan...haduh bad mood susah fokusnya. ya sudahlah, sebagai gantinya mandi wudhu aja. sama aja kan? itung-itung pengganti mandi. lah wong orang sono (barat) bilang cara seperti gitu sama aja dengan cara mandi koboi. what ever...toh, wudhu kan ada nilai ibadahnya, bersih lagi.

weh! wudhu seperti ini membangkitkan semangat baru, tenaga baru (walau cuma 10 % pun) cukup digunakan selama 15 menitan. si kaki sanggup menopang badan lagi, mata mulai melek lagi dan otak sediki pokus. okeh, langsung ke kamar...sholat! mumpung tengah malam. jangan mikir makanan, laparr dan lainnya. ternyata nikmat juga ritual ini ketika kelaparan yah, takkusangka! masa mau sholat khusu' ge nunggu lapar dulu? hadeuh...(_ _!) selesai.

kembali ke meja makan, dan ternyata...! nasinya udah mengeras, lauknya pun sudah habis. ck, ternyata saya sangat tidak beruntung untuk bisa makan malam ini. padahal si perut sudah demo', parahnya demo mereka kasar...sampai-sampei lambung di garuk-garuk, jelas sekali kedengarannya. jam menunjukkan pukul 00.30, sepertinya ada waktu buat sweeping makanan. motor pun dinyalakan! ayo berpetualang..cari makan di tengah malam.

sengaja laju motor dipelankan, sambil mata melirik ke kanan dan ke kiri...ah, sepanjang jalan itu takada warung atau seseorang yang jual makanan, mana gelap lagi....ada yang masih buka nyatanya mereka sedang bersiap untuk tutup. krcckrckrckcrk...bunyi perut maikn nyaring pula. ah, tenagaku pun sudah turun hingga 4 % hanya untuk tangan agar stabil'n gas, lemas sekali...

"sabar ya.." berbisik. entah siapa dia...
"bisa jadi dia tidak berjodoh denganmu, dan Allah akan memberikan mu yang selain dia." lanjutnya..
"iya, saya tahu sekali Dia yang menetapkan jodoh dan aku tidak menyangkal akan hal tersebut. tapi sejauh pemahamanku itu masih bisa diusahakan, dan lihatlah itu sudah aku lakukan, tentu kamu sudah melihat hasilnya..."
"bila seperti itu, mengapa kamu masih pula berharap padanya?"
"tidak, bukan seperti itu...aku tahu ia telah menutup dengan hijabnya, hingga aku tak diperkenankan memasukinya lagi. demi Tuhan, saya masih menyukai-nya, dan aku mengira ia pun begitu."
"apa bukti nya?''
"tidak tahu..."
"sudahlah, lupakan saja dia...bukankah telah banyak yang selainnya? atau bisa juga lebih dari dia...seperti kata saudaramu, bahwa kejadian tersebut adalah kehendak Allah..dan itu menandakan ia tidak sekufu denganmu. yakinlah Allah pasti menyediakan selainnya"
"saya tidak menafikan itu...dan aku tidak sesombong itu! bagiku sekufu itu adalah menyatukan pemahaman, kesamaan dalam pola pikir dan pola perasaan. dan aku yakin suatu saat itu akan berjalan dengan sendirinya"
"aku bilang ini sebuahg kesia-siaan...kenapa? karena kamu terlalu tergesa-gesa dalam mendapatkannya"
"bisa jadi seperti itu...karena apa? karena ia telah meyakinkanku dan berita yang lain pun mendukungnya. sehingga aku memutuskan untuk melakukannya. bukan semata-mata keinginan mendapatkannya karena nafsu. tidak, itu bukan alasan yang cukup menguatkan keputusan untuk mendapakannya. itu semata-mata aku tidak ingin kehilangannya...dan itulah alasanku, setidaknya itulah yang ingin aku usahakan untuk mendapatkan jodohku."
"kemudian dia telah menutup hijabnya, lalu apa yang kamu harapkan lagi?"
"memang benar...itulah yang paling berat, dan itu pula yang membuat aku shock beberapa bulan ini. dan sungguh aku ingin melupakannya. kamu tahu? telah aku sibukkan dengan berbagai kesibukan, telah aku hindari pemikiran yang berhubungan dengannya, telah aku hapus jejak-jejaknya, telah aku hindarkan orang-orang yang berhubungan dengannya (maksudku menghindari orang2 bila membicarakan tentangnya). tapi itu tidak berguna sama sekali...tahukah kamu dia selalu datang tiba-tiba dalam pikiranku..terutama saat tidur, hingga keterjagaanku mengalahkan rasa kantuk. sedikit lengah pun timbul kembali, sekiranya berada dalam keterlalai-an ini, tentu aku akan berada dalam kesia-siaan. sungguh setiap waktu terus menerus menginsyafi agar tidak lagi dan tidak lagi. tentu itu sangat menyakitkan! padahal pada saat aku sedang sadar dalam keadaan ini. dengan kata lain ia akan datang ketika dalam ketidaksadaran."
"ada seorang teman menyarankan pengganti, setidaknya itu mampu meredamnya?"
"belum berguna sama sekali...beberapa teman telah menyarankannya, tentu aku insyaf agar menerimanya. tapi sangat tidak mudah. bukan aku menyombongkan diri, tapi aku tidak melihat kesempatan lain. tidak (atau mungkin belum) ada fill sama sekali, dan itu amat susah sekali."
"ya sudah lah...tentu kamu telah berusaha menjalankan ikhtiar yang seharusnya, bagaimanapun juga Dia-lah yang memtutuskan kehendaknya, semoga kamu mendapatkan selainnya dan keberuntunganmu lah yang ditentukan olehNya. maka bersabarlah kamu sebagaimana orang yang bersabar."
"iya, terima kasih...yah"
dan suara itu pun lenyap bersamaan kesadaranku dari maksud untuk mencari makanan. sialnya, ternyata aku tersesat jauh dari rumah....mungkin sekitar 20 KM dari rumah...haduh, gimana nih?jauh amat. mana gelap lagi, bensin udah setetes. pom bensin pun takada yang buka. hhhh...! segera putar arah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar